Minggu, 18 November 2012

Wisata Gajah di Way Bungur Lampung Timur


Sejenak Melihat Gajah Mandi
Catatan Perjalanan ke ERU (Elephant Response Unit) Way Bungur Lampung Timur.

Minggu Pagi 18 November 2012, adalah hari yang istimewa bagi saya. Bersama Shidqi, Hasbi & Hildan pagi itu berkesempatan untuk mengunjungi  ERU  (Elephant Response Unit)   di Kawasan Taman Nasional Way Kambas.








Kami masuk dari Bungur Desa Tanjung Tirto Kec. Way Bungur Lampung Timur melewati tanggul penahan banjir. Kurang lebih 1 km dari Bungur kami tiba di penyebrangan yang menjadi pintu masuk ke kawasan ERU. Penyebrangan menuju kawasan ERU Taman Nasional Way Kambas menggunakan perahu dayung yang bisa membawa 4 sampai 5 orang saja. Ivan (Warga Bungur)adalah salah satu orang  yang sehari-hari menyeberangkan pengunjung menggunakan perahu dayung miliknya. Menurutnya Kawasan ERU pada hari libur mulai banyak dikunjungi masyarakat dan saat ini didominasi oleh anak-anak sekolah.
Pada saat kami berkunjung masih berada pada awal musim penghujan, sehingga jarak penyeberangan hanya sekitar 50 m. Namun pada musim penghujan sungai bisa meluap dan penyberangan ini bisa berjarak ratusan meter.
Sampai di Kawasan Taman Nasional Way Kambas, kami disuguhi dengan pemandangan yang menyegarkan mata. Rerumputan, semak belukar dengan pepohonan bertajuk pendek khas hutan tropis, menjadi pemandangan sepanjang rute yang akan kami lalui. Di sepanjang Jalan setapak ini terdapat beberapa sungai-sungai kecil yang sudah dilengkapi jembatan dari batang kayu.

Setelah menempuh perjalanan 15 menit, tibalah kami di kawasan ERU. Tampak beberapa bangunan yang ditata asri dengan halaman yang cukup luas dan dikelilingi pepohonan asli Taman Nasional Way Kambas.

Menurut Hendra (Petugas ERU sekaligus pawang gajah), kawasan ERU ini befungsi sebagai tempat penanggulangan konflik gajah dengan masyarakat. Menurutnya aktifitas yang dilakukan oleh ERU ini adalah membantu masyarakat dalam menghalau serangan gajah liar ke lahan pertanian milik masyarakat. Di ERU ini Terdapat 2 ekor Gajah jinak yang oleh petugas di berinama Salmon dan Karnangon. Tempat ini dikelola oleh beberapa orang petugas bekerja 24 jam sehari secara bergantian.  Selain bertugas merespon laporan masyarakat mengenai adanya serangan gajah liar dengan cara patroli, para petugas ini secara rutin bekerja merawat gajah-gajah ini mulai dari memandikan gajah, memberi makan dan menggembalakan gajah-gajah ini.
Aktifitas para petugas ERU dalam merawat gajah inilah yang menjadi daya tarik bagi warga masyakat untuk melihat gajah dari dekat. Tentu ini menjadi sebuah daya tarik wisata yang menarik. Terutama pada saat para petugas ERU memandikan gajah, anak-anak bisamelihat dari jarak yang sangat dekat hanya hitungan  meter.
Selain itu, masyarakat yang berkunjung juga bisa merasakan berada dipunggung hewan yang bertubuh raksasan ini.
Itulah sekelumit cerita perjalanan saya dan anak-anak minggu pagi ini. Sekalipun badan terasa lelah karena perjalanan menuju lokasi ERU namun semua tergantikan dengan suguhan aktifitas di ERU yang tidak banyak ditemukan ditempat lain. Apalagi anak-anak juga bisa sambil belajar mengenali jenis pepohonan & satwa yang berada di Taman Nasional Way Kambas. Kami berharap Dimasa mendatang  kawasan ini bisa menjadi tempat ekowisata yang memiliki banyak manfaat bagi pelajar dan masyarakat umum.


2 komentar:

  1. Apa saya bisa mminta kontak pak Arif/suami endang krna ada prlu yg urgent

    BalasHapus