Rabu, 17 Juni 2015

Bakat Usaha Antara Mitos & Fakta

Sumber: majalah Saung Teritori

Dalam sebuah perbicangan santai, seorang sahabat menanyakan:
T :  Untuk Menentukan Jenis Usaha Apakah Perlu Sesuai Dengan Bakat Kita?.
J:  (Sambil berfikir, saya pun kembali bertanya) “Bakat kita yang mana?”,
T: Lho Emang Kita Punya Banyak Jenis Bakat?
J: Iya... Bahkan Bakat Alami yang kita bawa sejak lahir juga ada
T: Bakat  apa itu?
J: Bakat Meniru!
T: Apa yang bisa dilakukan dengan Meniru?
J: Banyak hal. Kita bisa tertawa, Bicara, Membaca, bernyanyi, Baca AL-qur’an adalah karena peniruan. Begitu juga bisa berjalan, berlari, naik sepedam, naik kendaraan sampai mengoperasikan handphone, komputer dll. Semua berkat kemauan kita meniru.
T: Lalu Apa hubungannya dengan Usaha ?
J: Kalau karena meniru berbicara akhirnya kita bisa fasih bicara, meniru pakai komputer maka kita bisa ahli komputer, dan seterusnya. Maka bagaiama jika meniru itu kita terapkan dalam usaha. Sebagai contoh: Kita terinspirasi kisah seorang pengusaha bakso sukses, yang bermula dari berjualan di pikul, lalu pakai gerobak, hingga memiliki warung, dan sekarang masuk ke pusat perbelanjaan besar dan memiliki banyak cabang.
T: Bisakah kita Sesukses dia??
J. Pertanyaan sebaliknya Sanggupkah kita meniru satu persatu cara yang ia tempuh sejak memikul dagangan bakso? Menyusuri jalanan yang pernah ia lewati bertahun-tahun? Terkena panas hujan dan lain-lain? Mengalami kerugian?
T : Mungkin!!
J: Kalau begitu suksesnya juga masih kemungkinan.
T : Apakah kita harus meniru persis dengannya?
J : Tidak Persis. Tapi setidaknya unsur-unsur tertentu perlu kita tiru secara persis.
T: Misalnya?
J: Niatnya, Konsistennya, Semangatnya, kerja Kerasnya,  Cara buat baksonya, cara penyajiannya, Pelayanananya dan beberapa hal lain yang pokok dan harus dimiliki seseorang dalam menjalankan usaha.
T: kalau sudah ditiru apakah ada jaminan kita bisa sukses?
J : Tidak ada yang bisa menjamin selain diri Anda dan Tuhan.
T: Lho kok bisa begitu?
J: Iya Kalau Anda sudah lakukan sebaik-baiknya cara usaha, kan hanya sebatas itu yang bisa Manusia lakukan. Soal hasil, teruslah meminta pada Tuhan.
T:  Hmmmm Ok..

Banyak orang mempertanyakan “Apakah saya memiliki bakat Usaha?”.  Pertanyaan yang kerap menghantui siapa saja ketika hendak memulai usaha. Seyogyanya pertanyaan ini terjawab ketika orang tersebut sudah benar-benar memulai sebuah usaha (tanpa mempedulikan skalanya). Karena keberanian memulai usaha, menandakan bahwa ia sudah bisa mengabaikan bakatnya. Dalam arti keberanian memulai usaha sudah menepis anggapan bahwa untuk memiliki dan bisa menjalankan usaha, seseorang perlu memiliki bakat usaha.
Namun ternyata perihal bakat ini juga tetap bisa menghantui orang yang sudah menjalankan usaha.  Pada saat usaha seseorang merugi atau hanya berjalan ditempat, orang tersebut bisa juga dihinggapi kekhawatiran “Jangan-jangan saya tidak berbakat usaha”, atau “Karena usaha ini tidak sesuai bakat saya, maka usaha ini gagal”.
Mengaku tidak memiliki bakat usaha mungkin saja tidak ada kaitannya dengan peluang keberhasilan dalam usaha. Karena Minat untuk berhasil, sebetulnya lebih dominan bisa mempengerahuhi dan mendorong seseorang untuk bekerja keras hingga berhasil.
Perlukah Saya Berbakat Usaha?
Sebetulnya tidak ada satu teori-pun yang membahas bakat usaha. Ini adalah istilah belaka. Kalau bakat seseorang untuk kreatif dan produktif memang ada, itu sejajar dengan bakat akademik, seni dll. Dalam tulisan ini sebetulnya untuk “mengawinkan” Bakat dan Minat dalam sebuah kerangka tulisan saja.
Bakat dan Minat seseorang untuk Kreatif dan Produktif menunjukkan kemauan orang untuk melakukan, menciptakan sesuatu yang kreatif. Hal ini juga berkaitan dengan keinginan kuat seseorang untuk melakukan hal-hal produktif.
Bagi orang yang memiliki jiwa kreatif, banyak hal yang bisa diperbuat. Mulai dari memanfaatkan waktu untuk hal-hal kreatif, hingga menggunakan bahan-bahan yang tersedia  disekitarnya untuk dijadikan produk yang memiliki fungsi, nilai dan manfaat. Barang bekas yang oleh kebanyakan orang sudah dianggap tidak terpakai sekalipun, ditangan orang kreatif bisa diolah sedemikian rupa menjadi produk yang masih bisa memiliki fungsi dan nilai tertentu.
Jika itu sebuah peluang, orang kreatif akan mampu memodifikasi peluang tersebut menjadi sebuah hal yang memiliki ketrebaruan. Sekalipun bidangnya adalah sama dengan kebanyakan orang, namun karena kreatifitasnya, barang tersebut bisa dikemas, di ubah bentuk dan di modifikasi sedemikian rupa hingga betul-betul bisa berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar