Sumber: majalah Saung Teritori
Dalam sebuah perbicangan santai, seorang sahabat menanyakan:
T : Untuk Menentukan Jenis Usaha Apakah Perlu
Sesuai Dengan Bakat Kita?.
J: (Sambil berfikir, saya pun kembali bertanya)
“Bakat kita yang mana?”,
T: Lho Emang
Kita Punya Banyak Jenis Bakat?
J: Iya...
Bahkan Bakat Alami yang kita bawa sejak lahir juga ada
T:
Bakat apa itu?
J: Bakat
Meniru!
T: Apa
yang bisa dilakukan dengan Meniru?
J: Banyak
hal. Kita bisa tertawa, Bicara, Membaca, bernyanyi, Baca AL-qur’an adalah
karena peniruan. Begitu juga bisa berjalan, berlari, naik sepedam, naik
kendaraan sampai mengoperasikan handphone, komputer dll. Semua berkat kemauan
kita meniru.
T: Lalu
Apa hubungannya dengan Usaha ?
J: Kalau
karena meniru berbicara akhirnya kita bisa fasih bicara, meniru pakai komputer
maka kita bisa ahli komputer, dan seterusnya. Maka bagaiama jika meniru itu
kita terapkan dalam usaha. Sebagai contoh: Kita terinspirasi kisah seorang
pengusaha bakso sukses, yang bermula dari berjualan di pikul, lalu pakai
gerobak, hingga memiliki warung, dan sekarang masuk ke pusat perbelanjaan besar
dan memiliki banyak cabang.
T:
Bisakah kita Sesukses dia??
J.
Pertanyaan sebaliknya Sanggupkah kita meniru satu persatu cara yang ia tempuh
sejak memikul dagangan bakso? Menyusuri jalanan yang pernah ia lewati
bertahun-tahun? Terkena panas hujan dan lain-lain? Mengalami kerugian?
T :
Mungkin!!
J: Kalau
begitu suksesnya juga masih kemungkinan.
T :
Apakah kita harus meniru persis dengannya?
J : Tidak
Persis. Tapi setidaknya unsur-unsur tertentu perlu kita tiru secara persis.
T:
Misalnya?
J:
Niatnya, Konsistennya, Semangatnya, kerja Kerasnya, Cara buat baksonya, cara penyajiannya,
Pelayanananya dan beberapa hal lain yang pokok dan harus dimiliki seseorang
dalam menjalankan usaha.
T: kalau
sudah ditiru apakah ada jaminan kita bisa sukses?
J : Tidak ada yang bisa menjamin selain diri Anda dan Tuhan.
J : Tidak ada yang bisa menjamin selain diri Anda dan Tuhan.
T: Lho
kok bisa begitu?
J: Iya
Kalau Anda sudah lakukan sebaik-baiknya cara usaha, kan hanya sebatas itu yang
bisa Manusia lakukan. Soal hasil, teruslah meminta pada Tuhan.
T: Hmmmm Ok..
Banyak orang mempertanyakan “Apakah saya memiliki bakat
Usaha?”. Pertanyaan yang kerap
menghantui siapa saja ketika hendak memulai usaha. Seyogyanya pertanyaan ini terjawab
ketika orang tersebut sudah benar-benar memulai sebuah usaha (tanpa
mempedulikan skalanya). Karena keberanian memulai usaha, menandakan bahwa ia
sudah bisa mengabaikan bakatnya. Dalam arti keberanian memulai usaha sudah
menepis anggapan bahwa untuk memiliki dan bisa menjalankan usaha, seseorang
perlu memiliki bakat usaha.
Namun ternyata perihal bakat ini juga tetap bisa menghantui orang
yang sudah menjalankan usaha. Pada saat
usaha seseorang merugi atau hanya berjalan ditempat, orang tersebut bisa juga
dihinggapi kekhawatiran “Jangan-jangan saya tidak berbakat usaha”, atau “Karena
usaha ini tidak sesuai bakat saya, maka usaha ini gagal”.
Mengaku tidak memiliki bakat usaha mungkin saja tidak ada
kaitannya dengan peluang keberhasilan dalam usaha. Karena Minat untuk berhasil,
sebetulnya lebih dominan bisa mempengerahuhi dan mendorong seseorang untuk
bekerja keras hingga berhasil.
Perlukah Saya Berbakat Usaha?
Sebetulnya tidak ada satu teori-pun yang membahas bakat
usaha. Ini adalah istilah belaka. Kalau bakat seseorang untuk kreatif dan
produktif memang ada, itu sejajar dengan bakat akademik, seni dll. Dalam
tulisan ini sebetulnya untuk “mengawinkan” Bakat dan Minat dalam sebuah
kerangka tulisan saja.
Bakat dan Minat seseorang untuk Kreatif dan Produktif menunjukkan
kemauan orang untuk melakukan, menciptakan sesuatu yang kreatif. Hal ini juga
berkaitan dengan keinginan kuat seseorang untuk melakukan hal-hal produktif.
Bagi orang yang memiliki jiwa kreatif, banyak hal yang bisa
diperbuat. Mulai dari memanfaatkan waktu untuk hal-hal kreatif, hingga
menggunakan bahan-bahan yang tersedia
disekitarnya untuk dijadikan produk yang memiliki fungsi, nilai dan
manfaat. Barang bekas yang oleh kebanyakan orang sudah dianggap tidak terpakai
sekalipun, ditangan orang kreatif bisa diolah sedemikian rupa menjadi produk
yang masih bisa memiliki fungsi dan nilai tertentu.
Jika itu sebuah peluang, orang kreatif akan mampu
memodifikasi peluang tersebut menjadi sebuah hal yang memiliki ketrebaruan.
Sekalipun bidangnya adalah sama dengan kebanyakan orang, namun karena
kreatifitasnya, barang tersebut bisa dikemas, di ubah bentuk dan di modifikasi
sedemikian rupa hingga betul-betul bisa berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar