Sabtu, 28 Januari 2017

Cabai Rawit Jengki Buahnya Memuaskan


Coretan Pagi - Awalnya nggak sengaja nanam cabai jenis ini. Ketika berkunjung ke ladang salah salah satu teman ia sedang menyemai bibit cabai rawit. Katanya sih cabai rawit jengki. (Terdengar lucu sih namanya). Kemudian saya berniat memanfaatkan sisa lahan di kebun belakang rumah, maka kemudian saya pesan 50 batang bibit.
Seminggu kemudian bibit diantar dalam bentuk di polybag. Memang pesan saya agar tanaman cabe di pindahkan ke polybag, he he he takut gagal tanam. Soalnya masih minim pengalaman tanam cabai.
Persiapan lahan yang saya lakukan hanya sekedarnya. Karena bukan ditanam dilahan khusus. Maksudnya hanya memanfaatkan sisa dipinggir tanggul kolam, dan dibawah tanaman pepaya.
Dari 50 batang yang saya tanam ada yang mengalami kematian sejak awal tanam.. biasa kan... seperti halnya bibit tanaman lain. Apalagi kalau kurang rajin menyiram air.
Sekian waktu kemudian cabe ini mulai berbunga dan berbuah... seneng rasanya. Senang juga melihat tanaman cabainya sudah berbuah. Sampai sampai nggak tau pada saat seperti apa cabai rawit jengki ini mesti di petik. Pertama petik saya nunggu buahnya merah-merah.
Ternyata ketika dipetik merah sebenarnya cabai yang warna hijau sudah tua juga.. cirinya buahnya keras. Dan karena menunggu tua teraebut ternyata cabai berhenti berbunga.
Saya pikir pikir tugu juga karena kalau peliknya tidak terlalu tua, toh sudah pasar juga he he (iya kan namanya juga cabai)..
Tapi bener.. beberapa saat setelah di petik memang muncul bakal bunga baru. Masih tidak selebat buat pertama tetapi daun cabai terlihat lebih sehat dan ketika kelopak bunga nya yang berwarna putih mulai mekar, rasanya senang juga. (Cabaiku bakal buah lagi).
Maaf tulisan ini sekedar corat coret.. tidak berhubungan dengan berapa harga cabai saat ini. Ini belajar tanam cabai karena ternyata di lemari pendingin memang harus ada persiapan cabe terus menerus.. kan.. mau harganya murah atau mahal toh kita tetap perlu cabe..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar