Bersyukurlah kita karena masih dapat menyaksikan Kekayaan Budaya Indonesia yang ada disekitar kita. Salah satunya adalah tradisi “Saweran” yang dilakukan dalam rangkaian acara pernikahan adat Jawa Barat (sunda). Letak Desa Tanjung Kesuma, Kec. Purbolinggo, Lampung Timur, secara geografis jauh dari Jawa Barat, namun sebagian masyarakatnya yang merupakan pendatang dari Jawa Barat masih melakukan tradisi “Saweran” pada acara pernikahan. Seperti yang dilakukan pada pernikahan Imam Khambali dan Cucu Nafsiyah warga desa Tanjung Kesuma pada 15 Mei 2011.
Menurut H. Ahmad, seorang Pemuka Agama Desa Tanjung Kesuma, tradisi “Saweran” ini berisi nasehat kepada kedua pengantin. Hal ini sangat penting, mengingat kedua insan yang baru saja terikat dalam Akad Nikah membutuhkan bekal untuk bias mengarungi bahtera rumah tangga baru.
Dalam tradisi “Saweran”, kedua pengantin Pria dan Wanita duduk berdampingan, dan salah satu orang kerabatnya membawa payung untuk menaungi kedua pengantin tersebut. Acara ini biasanya dilakukan dihalaman rumah, dihadapan kerabat dan tetangga. Di pimpin oleh seorang Sinden yang membawakan petuah-petuah yang dikemas dalam nyanyian khas sunda. Disela-sela nyanyian ini Sinden dan keluarga pengantin wanita kemudian menaburkan campuran beras kuning, uang “recehan” dan kembang gula kearah pengantin dan pengunjung.
Saat-saat inilah yang biasanya sangat di tunggu anak-anak. Pada saat itu mereka rela berdesakan, saling dorong guna memperebutkan uang recehan dan kembang gula. Semua ini berlangsung dalam suasana yang gembira. Bahkan tidak hanya anak-anak, orang tua juga turut melihat dan sesekali ikut berebut.
Menurut kepercayaan mereka, tradisi Saweran selain untuk memberi nasehat kepada pengantin juga bertujuan untuk mewujudkan rasa syukur mereka kepada Tuhan Yang Maha Esa.
bagus juga ni ide kreatif lensa foto,,aq sendiri warga kalipasir way bungur,, sebagai design grafis + Fotografer di jakarta turut bangga dgn karyamu.by toni 085718832639...
BalasHapus