Siti (50 Tahun) Warga Jepara Jawa Tengah yang kini merantau di Lampung |
Lazimnya aktifitas ini dilakukan laki-laki. Karena
pekerjaan mengukir kayu adalah pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik. Namun tidak demikian bagi Siti (50 tahun). Perempuan asal Jepara Jawa Tengah ini sejak 7
tahun lalu merantau ke Lampung. Ia menjalani profesi sebagai pengukir kayu.
Ditemui
disela aktifitasnya mengukir kayu di Desa Tanjung Inten Purbolinggo Lampung
Timur, Ibu 3 orang anak ini menuturkan kisah singkatnya menjadi pengukir kayu. Ia
belajar memahat kayu sejak masih sekolah SD. Di kampung halamannya (Jepara –
Jawa Tengah) warganya sebagian besar bermata pencaharian sebagai pengukir kayu.
Sehingga Siti pun tak keberatan untuk belajar dengan kakaknya saat itu.
Nenek 2
orang cucu ini mengaku butuh waktu satu tahun untuk betul-betul menguasai cara
mengukir kayu yang benar. Menurut Siti, ada puluhan pahat dengan berbagai
ukuran dan bentuk yang harus dikuasai, sehingga bisa digunakan secara tepat.
Setiap bentuk ukiran, baik motif maupun kedalaman haruslah dibuat dengan pahat
yang berbeda.
Sambil
berbincang, Siti sesekali menyeka keringat dan membetulkan letak kacamatanya.
Perempuan paruh baya ini sudah sangat piawai membuat kayu yang tadinya berbentuk
papan atau balok menjadi ukiran yang indah dan menawan.
Disamping
tempat duduknya sudah ada puluhan kayu ukiran yang ia hasilkan. Ukiran ini
sebagian besar adalah pesanan dari para pemilik meubel di seputar Kecamatan
Purbolinggo, Way Bungur dan Sukadana.
Aktifitas Siti pada Hari kartini 2016 |
Siti
menerima jasa ukiran untuk bahan kursi, meja, dipan, lemari dan perabot
lainnya. Tak hanya itu, Siti pun melayani pesanan perabot dalam bentuk yang
sudah jadi. “Jika ada pesanan dalam bentuk yang sudah jadi saya juga siap
mengerjakan”, tegas Siti.
Usianya Siti
tak Muda lagi namun semangat kerjanya sangat tinggi. “Saya merantau untuk
mencari nafkah keluarga saya. Saat ini 2 anak masih sekolah tingkat SMA. Mulanya
saya dengan suami merantau ke sini (Lampung). Namun suami saya menderita sakit
jantung, dan sering kambuh. Maka sekarang beliau istirahat di Jepara (Jawa
Tengah-red)”, kisahnya
Hasil Ukiran Siti kondisi belum finishing |
Dari kisah
diatas setidaknya kita bisa mendapatkan beberapa nilai perjuangan sosok
perempuan bernama Siti yang berasal dari Jepara-Jawa Tengah (sama dengan tempat
lahir, besar dan perjuangan RA. Kartini). Kini ia berada pada jarak ratusan
kilometer dari keluarganya. Ia menyewa tempat tinggal, dan bekerja sepanjang
hari untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
Sebuah
perjuangan yang patut menjadi spirit bagi perempuan lainnya (Sesuai dengan
perjuangan RA. Kartini). RA. Kartini lah yang gigih memperjuangkn kesamaan hak
antara laki-laki dan perempuan dalam segala bidang (emansipasi wanita).
Siti adalah
salah satu contoh nyata dari perempuan yang memiliki semangat dan meu berjuang. Baginya
ilmu mengukir kayu adalah berkah yang ia terima dan bisa ia manfaatkan untuk mencari
nafkah, dimanapun. (yale)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar