Rabu, 03 Juli 2013

BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR SEMAKIN MENJANJIKAN

Sumber: Tabloid LENSA Wirausaha edisi 03

Profil: Sawaludin (ketua UPP Mina Windu Perkasa Lampung Timur)

Awalnya Sawaludin adalah buruh bangunan pada proyek konstruksi. Namun penghasilan dari profesi ini hanya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Keinginannya untuk memiliki penghasilan tambahan begitu besar. Oleh karena itu pada tahun 1998 ketika ada informasi mengenai budidaya jangkrik, Sawal (begitu ia biasa disapa) tertarik dan kemudian bergabung di kelompok BUJANG (Budidaya Jangkrik Lampung).
Namun karena budidaya jangkrik waktu itu tidak memiliki prospek yang jelas dan  tidak bisa  berkembang, ia dan kawan-kawan dikelompoknya yang berjumlah 28 orang kemudian berinisiatif untuk mendirikan kelompok budidaya ikan air tawar.
Pada tahun 1998 kelompok Mina Taruna resmi berdiri dan kemudian mendapat pengesahan dari Instansi terkait pada tahun 2000. Dalam perjalanannya, kelompok ini fokus pada usaha pembenihan dan budidaya berbagai jenis ikan air tawar diantaranya lele, patin, gurame, ikan mas dan nila.
UPP Mina Windu Perkasa Menjembatani Kebutuhan POKDAKAN
Saat ini Sawaludin dipercaya menjadi ketua kelompok Unit Pelayanan Pengembangan Perikanan Mina Windu Perkasa. Secara struktural kelompok Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) ini membawahi Kelompok Pembudi Daya Ikan (POKDAKAN) se-Kabupaten Lampung Timur yang berjumlah sekitar 70-an POKDAKAN.
Menurut Sawaludin Fungsi UPP adalah untuk mengayomi POKDAKAN dalam mencari solusi teknis dan non teknis dalam usaha budidaya ikan. Secara teknis, budidaya ikan memerlukan perbaikan-perbaikan baik dalam metode dan teknologi yang digunakan. Peranan UPP sangat besar dalam menjembatani masalah teknis yang dihadapai POKDAKAN.
Selain hal diatas, budidaya ikan juga ada persoalan non teknis, seperti permodalan, pemasaran dan lain-lain. UPP juga berfungsi untuk menjembatani kebutuhan pendukung dalam usaha budidaya ikan.
Menurut suami dari Lismawati, untuk bidang perikanan ada sumber dana yang bisa digali. Misalnya  kredit yang bisa ikan yang berasal dari bank umum melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKPE), dan kredit-kredit lain yang memungkinkan kelompok-kelompok pembudidaya ikan ini dapat mengembangkan usahanya.  UPP bisa berperan dalam memfasilitasi kelompok-kelompok untuk mengakses pembiayaan usaha budidaya ikan.
Bapak tiga orang anak ini juga menyampaikan manfaat yang di rasakan dengan adanya UPP. Yang pertama adalah tumbuhnya minat masyarakat untuk membudidayakan ikan.  Selain dari sisi jumlah masyarakat yang terlibat, luasan areal budi daya juga makin hari makin meningkat. Bahkan menurut Sawaludin peningkatan ini mencapai 100 % di bandingkan sebelum ada UPP.
Pemasaran Menjadi Kunci Usaha Budidaya Ikan
Satu hal yang juga penting dalam proses budidaya ikan air tawar  menurut Sawaludin pemasaran.  Pembudidaya butuh kepastian pasar dari hasil panen budidaya ikan air tawar.  Hal ini pernah dirasakan oleh sebagian besar pembudidaya ikan. Sebagai contoh ketika seorang pembudi daya ikan memanen ikan dalam jumlah yang berlebihan maka akan kesulitan untuk memasarkan.
Setelah berdirinya UPP persoalan tersebut dapat tertanggulangi, karena UPP juga mencari mitra-mitra yang mau menampung hasil panen ikan air tawar dari kelompok yang di binanya.
Sawaludin juga optimis kedepan akan ada industri produk olahan ikan yang membutuhkan bahan baku ikan air tawar segar dalam jumlah besar. Pada saat itulah pemasaran ikan bukan lagi menjadi masalah. Tugas UPP dalam hal ini mendorong semakin banyak masyarakat yang membudidayakan ikan air tawar.
Ayah Eko Hariyanto dalam menjalankan tugasnya sebagai kelompok budidaya ikan dan ketua UPP, sudah banyak pelatihan, lokakarya dan kunjungan studi banding menyangkut teknis budidaya ikan air tawar yang ia ikuti. Mulai dari teknologi terapan proses budi daya ikan air tawar, proses pemasaran hasil, juga persoalan menejemen kelompok baik di tingkat provinsi hingga tingkat nasional.  Hasil dari kegiatan tersebut kemudian ia bagikan kepada kelompok-kelompok budidaya baik melalui pertemuan rutin maupun orang-perorang.
Banyaknya proses dan kemajuan yang telah dicapai kelompok pembudidaya ikan yang di pimpin Sawaludin menjadikan  kelompok ini sebagai tujuan Praktek  Kerja Lapangan (PKL) dari beberapa sekolah. Salah satu yang telah menjalin kerja sama PKL dengan UPP Lampung Timur itu adalah SUPM Kota Agung Tanggamus. Yang merupakan Sekolah Perikanan terbesar di Lampung. Sudah beberapa tahun siswanya di terjunkan untuk praktek budi daya air tawar di UPP Lampung Timur. Khususnya di di kecamatan Purbolinggo dan sekitarnya.
Harga Ikan yang Stabil
Lelaki kelahirn 46 tahun lalu ini juga menyatakan bahwa usaha budidaya ikan air tawar tidak hanya terbatas pada proses budidaya saja. Kelompok-kelompok yang tergabung dalam UPP ini juga merupakan penyedia benih ikan. Sebagai contoh Pokdakan Mina Mas Sejahtera Desa Taman Cari Purbolinggo Lampung Timur menyediakan bibit ikan mas dengan beragam ukuran.
Selain ikan mas UPP Mina Windu Perkasai juga menjembatani kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan bibit ikan  patin, lele, nila dan gurame.
Harga benih hasil penangkaran dari kelompok-kelompok ini beragam sesuai dengan ukuran dan jenis ikan. Untuk ikan mas dan ikan lele dengan ukuran 3-5  sekitar Rp70 ,-/ekor, ukuran 5-7 sekitar Rp90 ,-/ekor, dan ukuran 8-10 sekitar Rp100 ,-/ekor. Kemudian untuk ikan patin dengan ukuran 1,5 inci harganya Rp150,-/ekor, 2 inci Rp180,-/ekor.
Sedangkan untuk ikan konsumsi, harganya juga bervariasi. Untuk ikan emas yang berjumlah 6-10 ekor/kg kisaran harganya Rp16.000,-/kg. Kemudian untuk jumlah 3-4 ekor/kg kisaran harganya Rp20.000,-/kg. Sedangkan ikan patin dengan jumlah 3-4 ekor/kg kisaran harganya Rp11.500,-/kg
Dari beberapa data yang dihim-pun Sawaludin sebagai ketua UPP, penjualan bibit ikan yang di hasilkan dari kelompok ini rata-rata 500.000 ekor/per bulan. Sedangkan untuk ikan patin dan lele bisa mencapai 1 juta ekor per bulan. Dengan asumsi rata-rata harga yang tersebut di atas, berarti omset yang di hasilkan dari pembibitan ikan ini bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan.
Untuk pemasaran bibit dan ikan konsumsi Sawaludin menyata-kan tidak mengalami masalah yang berarti. Pasar ikan air tawar saat ini sangat terbuka. Selain untuk Provinsi Lampung pemasaran ikan air tawar juga sudah  meluas hingga Sumatera Selatan, Jakarta dan provinsi lain di Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar